PROGRAM KONSELING KARIR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Salah satu
kunci sukses dalam berkarier adalah perencanaan yang matang.Perencanaan tidak
hanya dibuat sekali, tetapi harus dilakukan berulang.Seperti halnya pemeriksaan
kesehatan, karier pun butuh dicek secara berkala.Apalagi jika pekerjaan yang
Anda jalani tidak sesuai ekspektasi dan tidak sesuai dengan bakat dan
minat.Segera berpikir untuk menata ulang karier.Tidak ada kata terlambat untuk
melakukannya. Perencanaan karier bukanlah suatu proses yang sulit ataupun
menjadi beban. Bahkan sebaliknya, hendaknya ini dilihat sebagai proses yang
memberikan makna kepada perjalanan karier anda. Proses ini akan membantu anda
mencapai tujuan karier.
Untuk
mencapai karir yang baik tersebut selain menata ulang perencanaan seorang
konselor juga harus mampu berupaya membuat program-program konseling karir yang
sesuai dengan bakat serta minat siswa, sehingga siswa atau pun mahasiswa dapat
mencapai gold karirnya.
1.2. Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang tersebut maka perlu bagi seorang konselor dalam memperlajari dan
memahami ;
1.
Apa
yang dimaksud dengan perencanaan program konseling karir itu ?
2.
Bagaimana
pelaksanaan program konseling karir tersebut ?
3.
Apa
saja materi-materi konseling karir tersebut ?
4.
Bagaimanakah
teknik menyusun program konseling karir ?
5.
Contoh
Program Konseling Karir
1.3. Tujuan
Agar
calon konselor mampu memahami dan menerapkan bagaimana cara membuat suatu
program konseling karir yang nantinya mampu membantu siswa atau pun mahasiswa
dalam menentukan karir mereka.
BAB II
PROGRAM KONSELING KARIR
2.1. Perencanaan
Program Konseling Karir
Program
konseling karir direncanakan berdasarkan kajian/ analisis kebutuhan (need
assessment) yang dirasakan oleh individu pada setiap tingkatan pendidikan.
Perencanaan program ini dimaksudkan agar kegiatan yang akan dilaksanakan dapat
berjalan dengan efektif dan efesien. Berkaitan dengan ini menurut Hatch dan
Steffire adalm Ahmad Juntika dan Akur Sudianto (2005 : 28) bahwa proses
perencanaan adalah : (a) the presence of a need, (b) an analysis of situasion,
(c) a review of alternate possibilities, (d) the choice of a course of action.
Berdasarkan
kutipan di atas dapat dipahami bahwa, proses perencanaan meliputi adanya
kebuthan terhadap sesuatu yang direncanakan, melakukan analisis situasi,
melakukan tujuan terhadap kemungkinan alternative yang dapat dilakukan dalam
rangka merealisasikan perencanaan yang sudah ditetapkan serta menetapkan
pilihan suatu langkah tindakan yang akan diambil dalam rangka mewujudkan
sesuatu yang telah direncakan tersebut.
Dalam
merencanakan program layanan/ kegiatan konseling karir, hal yang perlu
diperhatikan adalah :
(1)
Menetapkan
materi layanan/ kegiatan konseling karir yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
atau masalah siswa yang dikenai layanan. Materi-materi yang diberikan
disesuaikan dengan tuntutan sekolah atau lingkungan sekitar,
(2)
Mentetapkan
tujuan atau hasil yang ingin dicapai.
(3)
Menetapkan
sasaran pelayanan
(4)
Menetapkan
bahan, sumber bahan, dan atau nara sumber, dan personil yang terkait serta
peranan mereka masing-masing,
(5)
Menetapkan
metode, teknik khusus, media dan alat yang akan digunakan sesuai dengan
kegiatan yang direncanakan,
(6)
Menetapkan
rencana penilaian
(7)
Mempertimbangkan
antara layanan/ kegiatan yang direncanakan dengan layanan lain dan atau
kegiatan pendukung dan,
(8)
Menetapkan
waktu dan tempat pelaksanaan (Prayitno : 1997:192).
Untuk
mengetahui kebutuhan siswa terhadap layanan/ kegiatan konseling karir dapat
dilakukan dengan menggunakan bermacam-macam instrument baik tes maupun non tes,
instrument tersebut antara lain tes bakat, tes minat, AUM, ITP, observasi dan
wawancara. Disamping itu himpunan data sangat penting dilakukan dalam rangka
mengetahui kebutuhan siswa terhadap kegiatan konseling karir.Hal ini berkaitan
dengan tujuan umum dari penghimpunan data itu sendiri, yaitu menyediakan data
dalam kualitas yang baik dan lengkap untuk menunjang penyelenggaraan pelayanan
konseling sesuai dengan kebutuhan klien dan individu-individu lain yang menjadi
tanggung jawab konselor. Dengan adanya himpunan data tersebut pelaksanaan
jenis-jenis layanan dan konseling akan dapat terselenggara dengan efektif dan
efisein, termasuk kegiatan konseling karir (Prayitno : 2004:3)
Data
tentang kebutuhan siswa dapat diperoleh dari beragam sumber, termasuk data
demografi tentang masyarakat, hasil tes prestasi, informasi tentang angka
dropout, dan survey langsung terhadap siswa, guru, pimpinan, bisnis, dan orang
tua. Issaacson and Brown, 1993 : 230, mengutif Herma, Morris & Fitz Gibbon
(1987), menegaskan sebagai berikut : bahwa asesmen kebutuhan pada hakekatnya
harus mampu mejawab pertanyaan substansial yang berkaitan dengan siapa, apa
kebutuhan dan pendekatan apa yang tepat untuk memenuhi kebutuhan yang telah
terindentifikasi dari siswa tersebut.
Perencanaan
program konseling karir yang dibuat secara matang akan memiliki manfaat yaitu :
(a) adanya kejelasan arah dari pelaksanaan program konseling karir, (b) adanya
kemudahan dalam mengontrol dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dilaksanakan
dan (c) program yang sudah direncanakan dapat terlaksana secara efektif dan
efisien (Ahmad Juntika dan Akur Sudianto, 2005:28)
2.2.
Pelaksanaan Program Konseling Karir
SK
Menpan no 84/1993 menegaskan bahwa tugas untuk guru pembimbing adalah menyusun
program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan
bimbingan, dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik
yang menjadi tanggung jawabnya.
Dengan
demikian dapat dipahami bahwa seorang guru pembimbing (sekarang disebut
konselor sesuai dengan UU No. 20/ 2003 pasal 1 ayat 6) bertanggung jawab dalam
memulai kegiatannya dengan menyusun sebuah program. Program yang sudah
direncakan harus dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan nyata. Untuk
berjalannya kegiatan tersebut dengan baik, maka sebelum kegiatan dilaksanakan
dibutuhkan persiapan yang matang baik dari segi penyiapan satuan layanan/
kegiatan, tenaga pelaksana, sarana penunjang dengan berbagai alat dan
perlengkapannya, maupun sasaran dari layanan/ kegiatan yang direncanakan.
Disamping itu hal pokok yang menjadi perhatian agar program yang sudah
direncakan dapat berjalan dengan baik adalah tenaga, prasarana, sarana dan
perlengkapan yang memadai serta waktu pelaksanaan.
Menurut
Prayitno (1997 : 193) program yang sudah direncakan/ disusun dilaksanakan
melalui :
a.
Persiapan
pelaksanaan, yang meliputi : a) persiapan fisik (tempat dan perabot), perangkat
keras, b) persiapan bahan perangkat lunak, c) persiapan personil, d) persiapan
keterampilan menerapkan/ menggunakan metode, teknik khusus, media dan alat, dan
e) persiapan administrasi.
b.
Pelaksanaan
program sesuai dengan rencana yang meliputi : a) penerapan metode, teknik
khusus, media dan alat, b) penyampaian bahan, pemanfaatan sumber bahan, c)
pengaktifan nara sumber, d) efisiensi waktu, dan e) administrasi pelaksanaan.
c.
Penilaian
program konseling karir dan tindak lanjut.Penilaian merupakan langkah penting
dalam manajemen program konseling karir, karena melalui penilaian dapat
diketahui dan diidentifikasi keberhasilan program yang telah direncakan. Dengan
demikian dapat dipahami bahwa penilaian
program dilakukan sebagai upaya atau proses untuk menentukan derajat
kualitas kemajuan yang berkaitan dengan pelaksanaan program.
Kegiatan
penilaian dan termasuk tindak lanjut perlu diprogramkan dan dipersiapkan dengan
baik. Hal ini penting agar seluruh program yang sudah direncanakan tersebut
bersifat dinamis dan dapat diperkembangkan secara berkelanjutan.
Dalam
konseling secara umum dan konseling karir secara khusus dikenal dua macam
penilaian yaitu penilaian hasil dan penilaian proses. Menurut (Ahmad Juntika
dan Akur Sudianto, 2005: 45) penilaian proses untukk melihat sejauhmana
keberhasilan konseling dilihat dari prosesnya dan penilaian hasil melihat
sejauhmana keefektifan layanan konseling dilihat dari hasilnya. Aspek yang
dinilai baik proses maupun hasil antara lain :
a.
Kesesuaian
antara program dengan pelaksanaan
b.
Keterlaksanaan
program
c.
Hambatan-hambatan
yang dijumpai
d.
Dampak
layanan konseling terhadap kegiatan lainnya
e.
Respon
siswa, personil sekolah, orangg tua dan masyarakat terhadap layanan konseling.
f.
Perubahan
kemajuan siswa kaitannya dengan studi lanjutan dan pemahaman terhadap dunia
karir dan kehidupan dimasyarakat.
Kriteria atau patokan yang dipakai
untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling
di sekolah adalah mengacu pada terpenuhi atau tidak terpenuhinya
kebutuhan-kebutuhan siswa dan pihak-pihak yang terlinat baik langsung maupun
tidak langsung berperan membantu siswa memperoleh perubaan perilaku dan pribadi
ke arah yang lebih baik.
Adapun fungsi evaluasi program
konseling karir di sekolah adalah
a)
Memberikan
umpan balik (feed back) kepada guru pembimbing/ konselor untuk memperbaiki atau
mengembangkan program konseling karir,
b)
Memberikan
informasi kepada pihak pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, dan orang tua
siswa tentang perkembangan sikap dan pemahaman karir siswa kaitannya.
c)
Memberikan
informasi kepada pihak pimpinan sekolah, guru mata pelajaran dan orang tua
siswa tentang perkembangan sikap dan pemahaman karir siswa kaitannya dengan
pendidikan lanjutan dan dunia kerja.
Penilaian hasil dalam konseling
berbeda dengan penilaian hasil belajar. Dalam proses pembelajaran hasil
penilaiannya terbentuk angka-angka atau skor, sedangkan dalam konseling,
termasuk konseling karir penilaian hasil berupa deskripsi tentang aspek-aspek
yang dinilai, misalnya partisipasi/aktivitas dan pemahaman siswa, manfaat
layanan menurut siswa, perolehan siswa dari layanan, keinginan siswa terhadap
layanan lebih lanjut, perolehan guru pembimbing, komitmen pihak-pihak terkait
serta kelancaran dan suasana penyelenggaraan kegiatan.
Aspek yang dinilai baik proses
maupun hasil antara lain :
a.
Kesesuaian
antara program dengan pelaksanaan;
b.
Keterlaksanaan
program
c.
Hambatan-hambatan
yang dijumpai ;
1.
Dampak
layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar
2.
Respon
siswa, personil sekolah, orang tua, dan masyarakat terhadap layanan/ kegiatan
konseling karir.
3.
Perubahan
kemajuan siswa dilihat dari pecapaian tujuan layanan/ kegiatan konseling karir.
Dalam melaksanakan evaluasi program
ditempuh langkah-langkah berikut :
a.
Merumuskan
masalah atau beberapa pertanyaan
Karena
tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh data yang diperlukan untuk mengambil
keputusan, maka konselor perlu mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang terkait
dengan hal-hal yang akan dievaluasi. Pertanyaan-pertanyaan itu pada dasarnya
terkait dengan dua aspek pokok yang dievaluasi yaitu : (1) tingkat
keterlaksanaan program (aspek proses), dan (2) tingkat ketercapaian tujuan
program (aspek hasil)
b.
Mengembangkan
atau menyusun instrumen pengumpul data
Untuk
memperoleh data yang diperlukan, yaitu mengenai tingkat keterlaksanaan dan
ketercapaian program, maka konselor perlu menyusun instrumen yang relevan
dengan kedua aspek tersebut. Instrumen itu diantaranya inventori, angket, pedoman
wawancara, pedoman observasi, dan studi dokumentasi.
c.
Mengumpulkan
dan menganalisis data
Setelah
data diperoleh maka data itu dianalisis, yaitu menelaah tentang program apa
saja yang telah dan belum dilaksanakan, serta tujuan mana saja yang telah dan
belum tercapai.
d.
Melakukan
tindak lanjut (follow up)
Berdasarkan
temuan yang diperoleh, maka dapat dilakukan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan
ini dapat meliputi dua kegiatan, yaitu (1) memperbaiki hal-hal yang dipandang
lemah, kurang tepat, atau kurang relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, dan
(2) mengembangkan program, dengan cara merubah atau menambah beberapa hal yang
dipandang dapat meningkatkan kualitas atau efektivitas program. Penilaian di
tingkat sekolah merupakan tanggungjawab kepala sekolah yang dibantu oleh
konselor dan personel sekolah lainnya.
Evaluasi
ini minimal dilakukan pada akhir tahun ajaran dan menjadi salah satu dasar
pengembangan program untuk tahun ajaran berikutnya. Evaluasi proses sebaiknya
dilakukan setiap bulan melalui forum pertemuan staf (MGP di sekolah) dan dapat
dihadiri oleh unsur pimpinan sekolah.
Penilaian
hasil kegiatan konseling karir dilakukan melalui :
a.
Penilaian
segara (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan kegiatan
pendukung konseling karir untuk mengetahui perolehan peserta didik yang
dilayani.
b.
Penilaian
jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu minggu
sampai dengan satu bulan) setekah satu layanan dan atau kegiatan pendukung
konseling karir diselenggarakan untuk mengetahui dampak layanan/ kegiatan
terhadap perserta didik.
c.
Penilaian
jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu bulan
sampai dengan satu semester) setekah satu atau beberapa layanan dan kegiatan
pendukung konseling karir diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh dampak
layanan dan atau kegiatan pendukung karir terhadap pserta didik.
Setelah dilakukan penilaian perlu
dianalisis untuk kemudian dijadikan dasar dalam tindak lanjut dalam bentuk
perbaikan dan pengembangan program layanan/ kegiatan konseling karir. Secara
ringkas, tahapan perencanaan dan evaluasi dapat dilihat pada gambar berikut:
Model Perencanaan dan Evaluasi
NEED ASSESMENT
Sebuah
need didefinisikan sebagai kesenjangan antara
Apa
yang ada dan apa yang seharusnya ada.
Hasil
dari need assesment menjadi dasar
Untuk
merumuskan tujuan program
PERENCANAAN PROGRAM
Dari
tujuan-tujuan umum dan khusus program
Merupakan
dasar untuk merumuskan prosedur-prosedur
Program,
strategi dan aktivitas yang merupakan kegiatan perencanaan
Evaluasi pelaksanaan Evaluasi
kemajuan
Menilai kesenjangan antara Memantau
indikator-
Perencanaan dan kenyataan indikator
kemajuan
EVALUASI
HASIL
|
2.3. Materi-materi
Konseling Karir
a. Materi
Konseling Karir di SD
Secara
garis besar, layanan/ kegiatan konseling karir di SD bertujuan membantu siswa
mengenali dan mulai mengarahkan diri dalam rangka masa depan karir mereka.
Berkaitan dengan ini, menurut Isaactor dan Brown (1993:235) ada beberapa
kompetensi dan indikator tercapainya program konseling karir di sekolah dasar.
Kompetensi dan indikator tersebut dijabarkan sebagai berikut :
Sekolah Dasar (Elementary School)
KOMPETENSI
|
INDIKATOR
|
1.
Memiliki
pengetahuan tentang pentingnya konsep diri positif terhadap pengembangan
karir
|
1.
Mampu
mendeskripsikan karakteristik positif tentang dirinya
|
2.
Memiliki
keterampilan berinteraksi dengan orang lain
|
2.
Mampu
mendemonstrasikan keterampilan dalam menyelesaikan konflik
|
3.
Memiliki
kesadaran akan pentingnya pengembangan emosional dan fisik dalam pengambilan
keputusan karir
|
3.
Mampu
mengidentifikasi cara-cara untuk mengungkapkan dan berhubungan dengan
perasaan
|
4.
Memiliki
kesadaran akan pentingnya akademis terhadap peluang kerja
|
4.
Mampu
mengimplementasikan sebuah tindakan untuk meningkatkan keterampilan akademik
|
5.
Memiliki
kesadaran akan kesalingterkaitan antara pekerjaan dan pembelajaran
|
5.
Mampu
mendeskripsikan bagaimana peranan seseorang sebagai pelajar mirip dengan
peranan dari pekerja dewasa.
|
b. Konseling
Karir di SLTP
Sama
halnya dengan konseling karir di sekolah dasar, konseling karir di sekolah
menengah sangat memperoleh kompetensi yang akan dicapai. Menurut Brown (1993
:235) ada beberapa kompetensi tercapainya program konseling karir di sekolah
kompetensi dan indicator tersebut dijabarkan sebagai berikut :
Sekolah Menengah (Secondary School)
KOMPETENSI
|
INDIKATOR
|
1.
Pengetahuan
tentang konsep diri positif dalam pengembangan karir
|
1.
Mampu
mengukur (assess) kesukaan dan ketidaksukaan pribadi
|
2.
Memiliki
keterampilan berinteraksi dengan orang lain
|
2.
Mampu
memperlihatkan apresiasi terhadap persamaan dan perbedaan yang ada pada orang
lain
|
3.
Memiliki
pengetahuan tentang pentingnya perkembangan emosional dan fisikis terhadap
pengambilan keputusan karir
|
3.
Mampu mengidentifikasi
sumber-sumber stres dan konflik internal serta eksternal
|
4.
Memiliki
pengetahuan tentang hubungan pencapaian pendidikan dengan peluang kerja
|
4.
Mampu
menghubungkan kecerdasan (aptitude) dan kemampuan (ability) seseorang ke
wilayah kerja yang lebih luas.
|
5.
Memiliki
ketermpilan dalam menemukan, memahami dan menggunakan informasi karir
|
5.
Mampu
mengidentifikasi beragam cara pengklasifikasian pekerjaan.
|
Dalam
rangka mewujudkan komptensi di atas, maka diberikan materi-materi yang relevan.
Menurut Prayitno dalam SPPBKS SLTP, materi-materi pokok konseling karir di SLTP
ini meliputi :
- Pengenalan
konsep diri berkenaan dengan bakat dan kecenderungan pilihan karir/jabatan
serta arah pengembangan karir.
- Pengenalan
bimbingan karir khususnya berkenaan dengan pilihan pekerjaan.
- Orientasi
dan informasi jabatan dan usaha untuk memperoleh penghasilan.
- Pengenalan
berbagai jenis lapangan pekerjaan yang dapat dimasuki tamatan SMP.
- Orientasi
dan informasi pendidikan menengah sesuai dengan cita-cita melanjutkan
pendidikan dan pengembangan karir.
Selanjutnya
menurut Ahmad Juntika dan Akur Sudianto, isi/ materi layanan/ kegiatan
konseling karir berbasis kompetensi di SLTP meliputi :
1)
Contoh-contoh
pengembangan karir menurut ajaran agama, praktik kegiatan bekerja yang mengarah
pengembangan karir menurut ajaran agama
2)
Contoh-contoh
pengaruh perubahan fisik dan psikis terhadap pengembangan persiapan karir,
cara-cara mengembangkan kondisi fisik dan psikis yang sehat untuk pengembangan
karir.
3)
Contoh-contoh
kemanfaatan teman sebaya dalam upaya pengembangan persiapan karirk
4)
Contoh-contoh
keterkaitan antara nilai dan cara bertingkahlaku dalam kehidupan sosial yang
lebih luas terhadap kondisi dan pengembangan karir,
5)
Contoh-contoh
pengaruh kemampuan, bakat, minat terhadap karir
6)
Keterkaitan
pengetahuan dan keterampilan program SLTP dengan karir-karir tertentu,
keterkaitan pengetahuan dan keterampilan program SLTP dengan arah pengembangan
karir yang diinginkan
7)
Contoh-contoh
kehidupan karir sesuai dengan gambaran tentang kehidupan mandiri secara
emosional, sosial, dan ekonomi, cara mewujudkan sikap dasar dalam pengembangan karir
untuk kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi serta penerapannya
8)
Contoh
penerapan sistem etika dan nilai dalam pekerjaan dan pengembangan karir
c. Materi
Konseling Karir di SMA
Layanan/
kegiatan konseling karir di SMA bertujuan membantu siswa merencanakan dan
mengembangkan masa depan karir mereka. Berkaitan dengan ini menurut Prayitno
dalam SPPBKS SMU materi pokok yang diberikan adalah :
1)
Pemantapan
pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karir yang hendak dikembangkan
2)
Pemantapan
orientasi dan infromasi karir pada umunya, khususnya karir yang hendak
dikembangkan
3)
Orientasi
dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan hidup
4)
Orientasi
dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan
karir yang hendak dikembangkan.
Selanjutnya, menurut Ahmad Juntika
dan Akur Sudianto, isi/ materi layanan/
kegiatan konseling karir berbasis komptensi di SMA meliputi :
1)
Contoh-contoh
pengembangan karir menurut ajaran agama, praktik kegiatan bekerja yang mengarah
pengembangan karir menurut ajaran agama
2)
Contoh-contoh
pengaruh perubahan fisik dan psikis terhadap pengembangan persiapan karir
3)
Contoh-contoh
kemanfaatan teman sebaya dalam upaya pengembangan persiapan karir, praktik
memanfaatkan hubungan teman sebaya dalam upaya pengembangan persiapan karir.
4)
Contoh-contoh
keterkaitan antara nilai dan cara-cara bertingkah laku dalam kehidupan sosial
yang lebih luas terhadap kondisi dan pengembangan karir, praktik mwujudkan
hubungan yang baik antara nilai-nilai dan cara-cara beringkah laku pribadi dan
sosial terhadap pengembangan kariri
5)
Contoh-contoh
pengaruh kemampuan, bakar dan minat terhadap diri.
6)
Keterkaitan
pengetahuan dan keterampilan program SMA dengan karir-karir tertentu
7)
Contoh-contoh
kehidupan karir sesuai dengan gambaran tentang kehiduoan mandiri secara
emosional, sosial dan ekonomi.
8)
Contoh-contoh
penerapan sistem etika dan nilai dalam pekerjaan dan pengembangan karir.
d. Materi
Konseling Karir di SMK
Layanan/
kegiatan konseling karir di SMK bertujuan untuk mengenal potensi diri,
mengembangkan dan memantapkan pilihan karir serta mengembangkan keterampilan
kejuruan dan aplikasi yang dipilihnya.
Sesuai
dengan ciri khas SMK yang menekankan keterampilan kejuruan bagi siswanya, maka
bidang pengembangan karir di SMK lebih diwarnai oleh pelayanan bagi
pengembangan keterampilan kejuruan dan aplikasinya dalam dunia kerja di
masyarakat.
Menurut
Prayitno dalam SPPBKS di SMK, materi pokok dalam layanan/ kegiatan konseling
karir ini dapat dirinci sebagai berikut :
1)
Pemantapan
pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karir dan pilihan kejuruan
2)
Pemantapan
dalam cita-cita karir dan kejuruan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan
3)
Pemantapan
dalam sikap positif dan obyektif terhadap pilihan kejuruan
4)
Orientasi
terhadap usaha memperoleh penghasilan untuk kebutuhan hidup
5)
Pengembangan
dan pemantapan informasi tentang kondisi tuntutan dunia kerja
6)
Mengembangkan
dan pemantapan keetrampilan kejuruan
7)
Orientasi
pendidikan dan pekerjaan berkenaan dengan pendidikan tambahan atau lebih tinggi
sesuai dengan pilihan karir dan kejuruan
8)
Pelayanan
kepada tamatan untuk mencari pekerjaan atau menyelenggarakan usaha mandiri.
2.4. Teknik
Program Konselir Karir
Dalam menyusun sebuah program
konseling karir, seseorang konselor akan melalui beberapa tahapan berikut :
1)
Studi
Kebutuhan
Sebelum
sebuah program disusun, seorang konselor perlu melakukan studi kebutuhan dalam
rangka mengetahui kebutuhan warga sekolah terhadap layanan dan atau kegiatan
konseling karir.
Di
samping itu, himpunan data sangat penting dilakukan dalam rangka mengetahui
kebutuhan siswa terhadap kegiatan konseling karir. Konselor diharapkan memiliki
data yang lengkap tentang siswa termasuk potensi diri siswa berkenaan dengan
kemampuan dasar, bakar, minat dan kecenderungan pribadi serta cita-cita.
Semakin
lengkap data yang dimiliki oleh konselor, maka program yang disusun akan
semakin dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
2)
Rancangan
program masing-masing konselor sekolah
Setelah
data tekumpul, maka masing-masing konselor menyusun program sesuai dengan
kebutuhan siswa asuh yang menjadi tanggungjawabnya.
3)
Pertemuan
bertingkat
Rancangan
program yang sudah disusun oleh masing-masing konselor dan sudah berdasarkan
data yang dikumpulkan pada studi kebutuhan, selanjutnya dibawa ke forum
pertemuan konselor yang bertanggungjawab pada siswa asuh yang setingkat. Pada
forum ini rancangan program yang sudah dibuat oleh masing-masing konselor tadi
didiskusikan sehingga melahirkan pola yang seragam.
4)
Musyawarah
kelompok kerja
Tahapan
berikutnya adalah melakukan musyawarah kelompok kerja atau yang disingkat
dengan MKK. MKK ini adalah diskusi terakhir sebelum program disahkan. MKK
dipimpin oleh koordinator Konselor, dan dihadiri oleh seluruh anggota dan juga
kepala sekolah. Kepala sekolah hadir dalam kaitan dengan tugasnya sebagai
penanggungjawab program-program yang dilaksanakan di sekolah termasuk program
konseling.
Masing-masing
konselor menyampaikan ide untuk selanjutnya diambil kesepakatan bersama.
Selanjutnya, setelah ada kesepakatan masing-masing konselor tentang rancangan
program tersebut, berarti musyawarah siap untuk diakhiri. Tahapan kegiatan
selanjutnya adalah pengesahan program. Koodinator konselor menyiapkan laporan
kegiatan untuk disampikan kepada kepala sekolah dan sekaligus membawa rancangan
program untuk disahkan.
5)
Pengesahan
program
Kegiatan
MKK yang sudah dilakukan dan menghasilkan rancangan program, selanjutnya
dilaporkan oleh koordinator konselor kepada kepala sekolah. Koordinator
Konselor menyiapkan laporan kegiatan untuk disampikan kepada kepala sekolah dan
sekaligus membawa rancangan program menjadi sebuah program oleh kepala sekolah,
menandai terbentuknya program sebagai pedoman pelaksanaan konseling karir di
suatu sekolah.
2.5. Contoh
Program Konseling Karir
Untuk
memperoleh gambaran yang lebih konkrit tentang program konseling karir, berikut
ini disajikan satu contoh program konseling karir, berikut ini disajikan satu
contoh program yang meliputi kompetensi dasar, bidang pengembangan, janis
layanan, bentuk kegiatan, indikator keberhasilan dan tindak lanjut sebagaimana
yang dapat dilihat di bawah ini.
PROGRAM
KONSELING KARIR
KELAS X
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
No
|
Kopetensi
Dasar
|
Bidang
Pengembangan
|
Jenis
Layanan
|
Bentuk
Kegiatan
|
Indikator
Keberhasilan
|
Tindak
Lanjut
|
1
|
Mencapai kematangan gambar dan
sikap tentang pemahaman diri dan pemilihan karir
|
Karir
|
- Orientasi
- Konseling
Perorangan
|
- Memberikan gambaran tentang potensi diri dan hubungannya
dengan karir-karir yang ada
- Melaksanakan konseling sesuai dengan permasalahan siswa
|
- Siswa dapat merancang karir yang sesuai dengan dirinya.
- Siswa dapat mengentaskan permasalahannya
|
Memantau
|
2
|
Mengembangkan penguasaan ilmu dan
teknologi sesuai dengan program kurikulum persiapan karir dan melanjutkan ke
perguruan tinggi
|
Karir
|
Informasi
|
Berdiskusi dengan siswa masalah
persiapan karir dan melanjutkan keperguruan tinggi
|
- Siswa dapat memahami informasi perguruan tinggi
- Siswa dapat memilih jurusan yang sesuai dengan bakat dan
minatnya
|
Siswa memilih jurusan sesuai dengan
bakat dan minatnya
|
4
|
Mencapai kematangan gambaran sikap
tentang kehidupan sosial dan ekonomi
|
Karir
|
Bimbingan kelompok
|
Melaksanakan bimbingan kelompok
tugas tentang kehidupan mandiri secara sosial dan ekonomi sesuai dengan karir
yang diminati
|
Bisa belajar mandiri secara
efektif dan efisien sesuai dengan arahan karir yang diminati
|
|
5
|
Mengembangkan kemampuan
memanfaatkan peranan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas untuk
pengembangan persiapan karir
|
Karir
|
Penguasaan konten
|
Identifikasi peranan kehidupan
masyarakat yang lebih luas untuk pengembangan persiapan karir yang
diinginkan.
Praktek penerapan peranan
kehidupan masyarakat yang lebih luas untuk pengembangan persiapan karir yang
diinginkan
|
Siswa dapat mempraktekkan
penerapan peranan dalam kehidupan masyarakat
|
BAB III
PENUTUP
Program
konseling karir direncanakan berdasarkan kajian/ analisis kebutuhan (need
assessment) yang dirasakan oleh individu pada setiap tingkatan pendidikan.
Perencanaan program ini dimaksudkan agar kegiatan yang akan dilaksanakan dapat
berjalan dengan efektif dan efesien. Berkaitan dengan ini menurut Hatch dan
Steffire adalm Ahmad Juntika dan Akur Sudianto (2005 : 28) bahwa proses
perencanaan adalah : (a) the presence of a need, (b) an analysis of situasion,
(c) a review of alternate possibilities, (d) the choice of a course of action.
Perencanaan
program konseling karir yang dibuat secara matang akan memiliki manfaat yaitu :
(a) adanya kejelasan arah dari pelaksanaan program konseling karir, (b) adanya
kemudahan dalam mengontrol dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dilaksanakan
dan (c) program yang sudah direncanakan dapat terlaksana secara efektif dan
efisien (Ahmad Juntika dan Akur Sudianto, 2005:28).
Program
yang sudah direncakan harus dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan nyata. Untuk
berjalannya kegiatan tersebut dengan baik, maka sebelum kegiatan dilaksanakan
dibutuhkan persiapan yang matang baik dari segi penyiapan satuan layanan/
kegiatan, tenaga pelaksana, sarana penunjang dengan berbagai alat dan
perlengkapannya, maupun sasaran dari layanan/ kegiatan yang direncanakan.
Disamping itu hal pokok yang menjadi perhatian agar program yang sudah
direncakan dapat berjalan dengan baik adalah tenaga, prasarana, sarana dan
perlengkapan yang memadai serta waktu pelaksanaan.
Kriteria
atau patokan yang dipakai untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program
layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhi atau
tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan siswa dan pihak-pihak yang terlinat baik
langsung maupun tidak langsung berperan membantu siswa memperoleh perubaan
perilaku dan pribadi ke arah yang lebih baik
Materi-materi
pokok konseling karir di SLTP ini meliputi :
1.
Pengenalan
konsep diri berkenaan dengan bakat dan kecenderungan pilihan karir/jabatan
serta arah pengembangan karir.
2.
Pengenalan
bimbingan karir khususnya berkenaan dengan pilihan pekerjaan.
3.
Orientasi
dan informasi jabatan dan usaha untuk memperoleh penghasilan.
4.
Pengenalan
berbagai jenis lapangan pekerjaan yang dapat dimasuki tamatan SMP.
5.
Orientasi
dan informasi pendidikan menengah sesuai dengan cita-cita melanjutkan
pendidikan dan pengembangan karir.
DAFTAR PUSTAKA
Hardiani, Irman. 2009. Konseling Karir. Batusangkar. STAIN
Batusangkar Press
Komentar
Posting Komentar