PROGRAM KONSELING KARIR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Salah satu kunci sukses dalam berkarier adalah perencanaan yang matang.Perencanaan tidak hanya dibuat sekali, tetapi harus dilakukan berulang.Seperti halnya pemeriksaan kesehatan, karier pun butuh dicek secara berkala.Apalagi jika pekerjaan yang Anda jalani tidak sesuai ekspektasi dan tidak sesuai dengan bakat dan minat.Segera berpikir untuk menata ulang karier.Tidak ada kata terlambat untuk melakukannya. Perencanaan karier bukanlah suatu proses yang sulit ataupun menjadi beban. Bahkan sebaliknya, hendaknya ini dilihat sebagai proses yang memberikan makna kepada perjalanan karier anda. Proses ini akan membantu anda mencapai tujuan karier.
Untuk mencapai karir yang baik tersebut selain menata ulang perencanaan seorang konselor juga harus mampu berupaya membuat program-program konseling karir yang sesuai dengan bakat serta minat siswa, sehingga siswa atau pun mahasiswa dapat mencapai gold karirnya.

1.2.  Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut maka perlu bagi seorang konselor dalam memperlajari dan memahami ;
1.      Apa yang dimaksud dengan perencanaan program konseling karir itu ?
2.      Bagaimana pelaksanaan program konseling karir tersebut ?
3.      Apa saja materi-materi konseling karir tersebut ?
4.      Bagaimanakah teknik menyusun program konseling karir ?
5.      Contoh Program Konseling Karir

1.3.  Tujuan
Agar calon konselor mampu memahami dan menerapkan bagaimana cara membuat suatu program konseling karir yang nantinya mampu membantu siswa atau pun mahasiswa dalam menentukan karir mereka.





BAB II
PROGRAM KONSELING KARIR

2.1.       Perencanaan Program Konseling Karir
Program konseling karir direncanakan berdasarkan kajian/ analisis kebutuhan (need assessment) yang dirasakan oleh individu pada setiap tingkatan pendidikan. Perencanaan program ini dimaksudkan agar kegiatan yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan efektif dan efesien. Berkaitan dengan ini menurut Hatch dan Steffire adalm Ahmad Juntika dan Akur Sudianto (2005 : 28) bahwa proses perencanaan adalah : (a) the presence of a need, (b) an analysis of situasion, (c) a review of alternate possibilities, (d) the choice of a course of action.
Berdasarkan kutipan di atas dapat dipahami bahwa, proses perencanaan meliputi adanya kebuthan terhadap sesuatu yang direncanakan, melakukan analisis situasi, melakukan tujuan terhadap kemungkinan alternative yang dapat dilakukan dalam rangka merealisasikan perencanaan yang sudah ditetapkan serta menetapkan pilihan suatu langkah tindakan yang akan diambil dalam rangka mewujudkan sesuatu yang telah direncakan tersebut.
Dalam merencanakan program layanan/ kegiatan konseling karir, hal yang perlu diperhatikan adalah :
(1)     Menetapkan materi layanan/ kegiatan konseling karir yang disesuaikan dengan kebutuhan dan atau masalah siswa yang dikenai layanan. Materi-materi yang diberikan disesuaikan dengan tuntutan sekolah atau lingkungan sekitar,
(2)     Mentetapkan tujuan atau hasil yang ingin dicapai.
(3)     Menetapkan sasaran pelayanan
(4)     Menetapkan bahan, sumber bahan, dan atau nara sumber, dan personil yang terkait serta peranan mereka masing-masing,
(5)     Menetapkan metode, teknik khusus, media dan alat yang akan digunakan sesuai dengan kegiatan yang direncanakan,
(6)     Menetapkan rencana penilaian
(7)     Mempertimbangkan antara layanan/ kegiatan yang direncanakan dengan layanan lain dan atau kegiatan pendukung dan,
(8)     Menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan (Prayitno : 1997:192).
Untuk mengetahui kebutuhan siswa terhadap layanan/ kegiatan konseling karir dapat dilakukan dengan menggunakan bermacam-macam instrument baik tes maupun non tes, instrument tersebut antara lain tes bakat, tes minat, AUM, ITP, observasi dan wawancara. Disamping itu himpunan data sangat penting dilakukan dalam rangka mengetahui kebutuhan siswa terhadap kegiatan konseling karir.Hal ini berkaitan dengan tujuan umum dari penghimpunan data itu sendiri, yaitu menyediakan data dalam kualitas yang baik dan lengkap untuk menunjang penyelenggaraan pelayanan konseling sesuai dengan kebutuhan klien dan individu-individu lain yang menjadi tanggung jawab konselor. Dengan adanya himpunan data tersebut pelaksanaan jenis-jenis layanan dan konseling akan dapat terselenggara dengan efektif dan efisein, termasuk kegiatan konseling karir (Prayitno : 2004:3)
Data tentang kebutuhan siswa dapat diperoleh dari beragam sumber, termasuk data demografi tentang masyarakat, hasil tes prestasi, informasi tentang angka dropout, dan survey langsung terhadap siswa, guru, pimpinan, bisnis, dan orang tua. Issaacson and Brown, 1993 : 230, mengutif Herma, Morris & Fitz Gibbon (1987), menegaskan sebagai berikut : bahwa asesmen kebutuhan pada hakekatnya harus mampu mejawab pertanyaan substansial yang berkaitan dengan siapa, apa kebutuhan dan pendekatan apa yang tepat untuk memenuhi kebutuhan yang telah terindentifikasi dari siswa tersebut.
Perencanaan program konseling karir yang dibuat secara matang akan memiliki manfaat yaitu : (a) adanya kejelasan arah dari pelaksanaan program konseling karir, (b) adanya kemudahan dalam mengontrol dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dilaksanakan dan (c) program yang sudah direncanakan dapat terlaksana secara efektif dan efisien (Ahmad Juntika dan Akur Sudianto, 2005:28)


2.2.       Pelaksanaan Program Konseling Karir
SK Menpan no 84/1993 menegaskan bahwa tugas untuk guru pembimbing adalah menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa seorang guru pembimbing (sekarang disebut konselor sesuai dengan UU No. 20/ 2003 pasal 1 ayat 6) bertanggung jawab dalam memulai kegiatannya dengan menyusun sebuah program. Program yang sudah direncakan harus dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan nyata. Untuk berjalannya kegiatan tersebut dengan baik, maka sebelum kegiatan dilaksanakan dibutuhkan persiapan yang matang baik dari segi penyiapan satuan layanan/ kegiatan, tenaga pelaksana, sarana penunjang dengan berbagai alat dan perlengkapannya, maupun sasaran dari layanan/ kegiatan yang direncanakan. Disamping itu hal pokok yang menjadi perhatian agar program yang sudah direncakan dapat berjalan dengan baik adalah tenaga, prasarana, sarana dan perlengkapan yang memadai serta waktu pelaksanaan.
Menurut Prayitno (1997 : 193) program yang sudah direncakan/ disusun dilaksanakan melalui :
a.         Persiapan pelaksanaan, yang meliputi : a) persiapan fisik (tempat dan perabot), perangkat keras, b) persiapan bahan perangkat lunak, c) persiapan personil, d) persiapan keterampilan menerapkan/ menggunakan metode, teknik khusus, media dan alat, dan e) persiapan administrasi.
b.        Pelaksanaan program sesuai dengan rencana yang meliputi : a) penerapan metode, teknik khusus, media dan alat, b) penyampaian bahan, pemanfaatan sumber bahan, c) pengaktifan nara sumber, d) efisiensi waktu, dan e) administrasi pelaksanaan.
c.         Penilaian program konseling karir dan tindak lanjut.Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program konseling karir, karena melalui penilaian dapat diketahui dan diidentifikasi keberhasilan program yang telah direncakan. Dengan demikian dapat dipahami bahwa penilaian  program dilakukan sebagai upaya atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan yang berkaitan dengan pelaksanaan program.
Kegiatan penilaian dan termasuk tindak lanjut perlu diprogramkan dan dipersiapkan dengan baik. Hal ini penting agar seluruh program yang sudah direncanakan tersebut bersifat dinamis dan dapat diperkembangkan secara berkelanjutan.
Dalam konseling secara umum dan konseling karir secara khusus dikenal dua macam penilaian yaitu penilaian hasil dan penilaian proses. Menurut (Ahmad Juntika dan Akur Sudianto, 2005: 45) penilaian proses untukk melihat sejauhmana keberhasilan konseling dilihat dari prosesnya dan penilaian hasil melihat sejauhmana keefektifan layanan konseling dilihat dari hasilnya. Aspek yang dinilai baik proses maupun hasil antara lain :
a.       Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan
b.      Keterlaksanaan program
c.       Hambatan-hambatan yang dijumpai
d.      Dampak layanan konseling terhadap kegiatan lainnya
e.       Respon siswa, personil sekolah, orangg tua dan masyarakat terhadap layanan konseling.
f.       Perubahan kemajuan siswa kaitannya dengan studi lanjutan dan pemahaman terhadap dunia karir dan kehidupan dimasyarakat.
Kriteria atau patokan yang dipakai untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan siswa dan pihak-pihak yang terlinat baik langsung maupun tidak langsung berperan membantu siswa memperoleh perubaan perilaku dan pribadi ke arah yang lebih baik.
Adapun fungsi evaluasi program konseling karir di sekolah adalah
a)             Memberikan umpan balik (feed back) kepada guru pembimbing/ konselor untuk memperbaiki atau mengembangkan program konseling karir,
b)             Memberikan informasi kepada pihak pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, dan orang tua siswa tentang perkembangan sikap dan pemahaman karir siswa kaitannya.
c)             Memberikan informasi kepada pihak pimpinan sekolah, guru mata pelajaran dan orang tua siswa tentang perkembangan sikap dan pemahaman karir siswa kaitannya dengan pendidikan lanjutan dan dunia kerja.
Penilaian hasil dalam konseling berbeda dengan penilaian hasil belajar. Dalam proses pembelajaran hasil penilaiannya terbentuk angka-angka atau skor, sedangkan dalam konseling, termasuk konseling karir penilaian hasil berupa deskripsi tentang aspek-aspek yang dinilai, misalnya partisipasi/aktivitas dan pemahaman siswa, manfaat layanan menurut siswa, perolehan siswa dari layanan, keinginan siswa terhadap layanan lebih lanjut, perolehan guru pembimbing, komitmen pihak-pihak terkait serta kelancaran dan suasana penyelenggaraan kegiatan.
Aspek yang dinilai baik proses maupun hasil antara lain :
a.    Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan;
b.    Keterlaksanaan program
c.    Hambatan-hambatan yang dijumpai ;
1.      Dampak layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar
2.      Respon siswa, personil sekolah, orang tua, dan masyarakat terhadap layanan/ kegiatan konseling karir.
3.      Perubahan kemajuan siswa dilihat dari pecapaian tujuan layanan/ kegiatan konseling karir.

Dalam melaksanakan evaluasi program ditempuh langkah-langkah berikut :
a.    Merumuskan masalah atau beberapa pertanyaan
Karena tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh data yang diperlukan untuk mengambil keputusan, maka konselor perlu mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan hal-hal yang akan dievaluasi. Pertanyaan-pertanyaan itu pada dasarnya terkait dengan dua aspek pokok yang dievaluasi yaitu : (1) tingkat keterlaksanaan program (aspek proses), dan (2) tingkat ketercapaian tujuan program (aspek hasil)


b.    Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpul data
Untuk memperoleh data yang diperlukan, yaitu mengenai tingkat keterlaksanaan dan ketercapaian program, maka konselor perlu menyusun instrumen yang relevan dengan kedua aspek tersebut. Instrumen itu diantaranya inventori, angket, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan studi dokumentasi.

c.    Mengumpulkan dan menganalisis data
Setelah data diperoleh maka data itu dianalisis, yaitu menelaah tentang program apa saja yang telah dan belum dilaksanakan, serta tujuan mana saja yang telah dan belum tercapai.

d.   Melakukan tindak lanjut (follow up)
Berdasarkan temuan yang diperoleh, maka dapat dilakukan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan ini dapat meliputi dua kegiatan, yaitu (1) memperbaiki hal-hal yang dipandang lemah, kurang tepat, atau kurang relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, dan (2) mengembangkan program, dengan cara merubah atau menambah beberapa hal yang dipandang dapat meningkatkan kualitas atau efektivitas program. Penilaian di tingkat sekolah merupakan tanggungjawab kepala sekolah yang dibantu oleh konselor dan personel sekolah lainnya.

Evaluasi ini minimal dilakukan pada akhir tahun ajaran dan menjadi salah satu dasar pengembangan program untuk tahun ajaran berikutnya. Evaluasi proses sebaiknya dilakukan setiap bulan melalui forum pertemuan staf (MGP di sekolah) dan dapat dihadiri oleh unsur pimpinan sekolah.
Penilaian hasil kegiatan konseling karir dilakukan melalui :
a.       Penilaian segara (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling karir untuk mengetahui perolehan peserta didik yang dilayani.
b.      Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu minggu sampai dengan satu bulan) setekah satu layanan dan atau kegiatan pendukung konseling karir diselenggarakan untuk mengetahui dampak layanan/ kegiatan terhadap perserta didik.
c.       Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) setekah satu atau beberapa layanan dan kegiatan pendukung konseling karir diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh dampak layanan dan atau kegiatan pendukung karir terhadap pserta didik.
Setelah dilakukan penilaian perlu dianalisis untuk kemudian dijadikan dasar dalam tindak lanjut dalam bentuk perbaikan dan pengembangan program layanan/ kegiatan konseling karir. Secara ringkas, tahapan perencanaan dan evaluasi dapat dilihat pada gambar berikut:

Model Perencanaan dan Evaluasi

NEED ASSESMENT

Sebuah need didefinisikan sebagai kesenjangan antara
Apa yang ada dan apa yang seharusnya ada.
Hasil dari need assesment menjadi dasar
Untuk merumuskan tujuan program


PERENCANAAN PROGRAM

Dari tujuan-tujuan umum dan khusus program
Merupakan dasar untuk merumuskan prosedur-prosedur
Program, strategi dan aktivitas yang merupakan kegiatan perencanaan


Evaluasi pelaksanaan                                      Evaluasi kemajuan

Menilai kesenjangan antara                             Memantau indikator-
Perencanaan dan kenyataan                            indikator kemajuan


EVALUASI HASIL
 



















2.3.       Materi-materi Konseling Karir
a.      Materi Konseling Karir di SD
Secara garis besar, layanan/ kegiatan konseling karir di SD bertujuan membantu siswa mengenali dan mulai mengarahkan diri dalam rangka masa depan karir mereka. Berkaitan dengan ini, menurut Isaactor dan Brown (1993:235) ada beberapa kompetensi dan indikator tercapainya program konseling karir di sekolah dasar. Kompetensi dan indikator tersebut dijabarkan sebagai berikut :

Sekolah Dasar (Elementary School)
KOMPETENSI
INDIKATOR
1.    Memiliki pengetahuan tentang pentingnya konsep diri positif terhadap pengembangan karir
1.    Mampu mendeskripsikan karakteristik positif tentang dirinya

2.    Memiliki keterampilan berinteraksi dengan orang lain
2.   Mampu mendemonstrasikan keterampilan dalam menyelesaikan konflik

3.    Memiliki kesadaran akan pentingnya pengembangan emosional dan fisik dalam pengambilan keputusan karir
3.   Mampu mengidentifikasi cara-cara untuk mengungkapkan dan berhubungan dengan perasaan

4.    Memiliki kesadaran akan pentingnya akademis terhadap peluang kerja
4.   Mampu mengimplementasikan sebuah tindakan untuk meningkatkan keterampilan akademik

5.    Memiliki kesadaran akan kesalingterkaitan antara pekerjaan dan pembelajaran
5.   Mampu mendeskripsikan bagaimana peranan seseorang sebagai pelajar mirip dengan peranan dari pekerja dewasa.


b.      Konseling Karir di SLTP
Sama halnya dengan konseling karir di sekolah dasar, konseling karir di sekolah menengah sangat memperoleh kompetensi yang akan dicapai. Menurut Brown (1993 :235) ada beberapa kompetensi tercapainya program konseling karir di sekolah kompetensi dan indicator tersebut dijabarkan sebagai berikut :

Sekolah Menengah (Secondary School)
KOMPETENSI
INDIKATOR
1.         Pengetahuan tentang konsep diri positif dalam pengembangan karir
1.        Mampu mengukur (assess) kesukaan dan ketidaksukaan pribadi

2.         Memiliki keterampilan berinteraksi dengan orang lain
2.        Mampu memperlihatkan apresiasi terhadap persamaan dan perbedaan yang ada pada orang lain

3.         Memiliki pengetahuan tentang pentingnya perkembangan emosional dan fisikis terhadap pengambilan keputusan karir

3.        Mampu mengidentifikasi sumber-sumber stres dan konflik internal serta eksternal

4.         Memiliki pengetahuan tentang hubungan pencapaian pendidikan dengan peluang kerja
4.        Mampu menghubungkan kecerdasan (aptitude) dan kemampuan (ability) seseorang ke wilayah kerja yang lebih luas.

5.         Memiliki ketermpilan dalam menemukan, memahami dan menggunakan informasi karir
5.        Mampu mengidentifikasi beragam cara pengklasifikasian pekerjaan.


Dalam rangka mewujudkan komptensi di atas, maka diberikan materi-materi yang relevan. Menurut Prayitno dalam SPPBKS SLTP, materi-materi pokok konseling karir di SLTP ini meliputi :
  1. Pengenalan konsep diri berkenaan dengan bakat dan kecenderungan pilihan karir/jabatan serta arah pengembangan karir.
  2. Pengenalan bimbingan karir khususnya berkenaan dengan pilihan pekerjaan.
  3. Orientasi dan informasi jabatan dan usaha untuk memperoleh penghasilan.
  4. Pengenalan berbagai jenis lapangan pekerjaan yang dapat dimasuki tamatan SMP.
  5. Orientasi dan informasi pendidikan menengah sesuai dengan cita­-cita melanjutkan pendidikan dan pengembangan karir.

Selanjutnya menurut Ahmad Juntika dan Akur Sudianto, isi/ materi layanan/ kegiatan konseling karir berbasis kompetensi di SLTP meliputi :
1)        Contoh-contoh pengembangan karir menurut ajaran agama, praktik kegiatan bekerja yang mengarah pengembangan karir menurut ajaran agama
2)        Contoh-contoh pengaruh perubahan fisik dan psikis terhadap pengembangan persiapan karir, cara-cara mengembangkan kondisi fisik dan psikis yang sehat untuk pengembangan karir.
3)        Contoh-contoh kemanfaatan teman sebaya dalam upaya pengembangan persiapan karirk
4)        Contoh-contoh keterkaitan antara nilai dan cara bertingkahlaku dalam kehidupan sosial yang lebih luas terhadap kondisi dan pengembangan karir,
5)        Contoh-contoh pengaruh kemampuan, bakat, minat terhadap karir
6)        Keterkaitan pengetahuan dan keterampilan program SLTP dengan karir-karir tertentu, keterkaitan pengetahuan dan keterampilan program SLTP dengan arah pengembangan karir yang diinginkan
7)        Contoh-contoh kehidupan karir sesuai dengan gambaran tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi, cara mewujudkan sikap dasar dalam pengembangan karir untuk kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi serta penerapannya
8)        Contoh penerapan sistem etika dan nilai dalam pekerjaan dan pengembangan karir

c.       Materi Konseling Karir di SMA
Layanan/ kegiatan konseling karir di SMA bertujuan membantu siswa merencanakan dan mengembangkan masa depan karir mereka. Berkaitan dengan ini menurut Prayitno dalam SPPBKS SMU materi pokok yang diberikan adalah :
1)      Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karir yang hendak dikembangkan
2)      Pemantapan orientasi dan infromasi karir pada umunya, khususnya karir yang hendak dikembangkan
3)      Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup
4)      Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karir yang hendak dikembangkan.
Selanjutnya, menurut Ahmad Juntika dan Akur Sudianto, isi/  materi layanan/ kegiatan konseling karir berbasis komptensi di SMA meliputi :
1)             Contoh-contoh pengembangan karir menurut ajaran agama, praktik kegiatan bekerja yang mengarah pengembangan karir menurut ajaran agama
2)             Contoh-contoh pengaruh perubahan fisik dan psikis terhadap pengembangan persiapan karir
3)             Contoh-contoh kemanfaatan teman sebaya dalam upaya pengembangan persiapan karir, praktik memanfaatkan hubungan teman sebaya dalam upaya pengembangan persiapan karir.
4)             Contoh-contoh keterkaitan antara nilai dan cara-cara bertingkah laku dalam kehidupan sosial yang lebih luas terhadap kondisi dan pengembangan karir, praktik mwujudkan hubungan yang baik antara nilai-nilai dan cara-cara beringkah laku pribadi dan sosial terhadap pengembangan kariri
5)             Contoh-contoh pengaruh kemampuan, bakar dan minat terhadap diri.
6)             Keterkaitan pengetahuan dan keterampilan program SMA dengan karir-karir tertentu
7)             Contoh-contoh kehidupan karir sesuai dengan gambaran tentang kehiduoan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi.
8)             Contoh-contoh penerapan sistem etika dan nilai dalam pekerjaan dan pengembangan karir.



d.      Materi Konseling Karir di SMK
Layanan/ kegiatan konseling karir di SMK bertujuan untuk mengenal potensi diri, mengembangkan dan memantapkan pilihan karir serta mengembangkan keterampilan kejuruan dan aplikasi yang dipilihnya.
Sesuai dengan ciri khas SMK yang menekankan keterampilan kejuruan bagi siswanya, maka bidang pengembangan karir di SMK lebih diwarnai oleh pelayanan bagi pengembangan keterampilan kejuruan dan aplikasinya dalam dunia kerja di masyarakat.
Menurut Prayitno dalam SPPBKS di SMK, materi pokok dalam layanan/ kegiatan konseling karir ini dapat dirinci sebagai berikut :
1)             Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karir dan pilihan kejuruan
2)             Pemantapan dalam cita-cita karir dan kejuruan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan
3)             Pemantapan dalam sikap positif dan obyektif terhadap pilihan kejuruan
4)             Orientasi terhadap usaha memperoleh penghasilan untuk kebutuhan hidup
5)             Pengembangan dan pemantapan informasi tentang kondisi tuntutan dunia kerja
6)             Mengembangkan dan pemantapan keetrampilan kejuruan
7)             Orientasi pendidikan dan pekerjaan berkenaan dengan pendidikan tambahan atau lebih tinggi sesuai dengan pilihan karir dan kejuruan
8)             Pelayanan kepada tamatan untuk mencari pekerjaan atau menyelenggarakan usaha mandiri.

2.4.       Teknik Program Konselir Karir
Dalam menyusun sebuah program konseling karir, seseorang konselor akan melalui beberapa tahapan berikut :
1)        Studi Kebutuhan
Sebelum sebuah program disusun, seorang konselor perlu melakukan studi kebutuhan dalam rangka mengetahui kebutuhan warga sekolah terhadap layanan dan atau kegiatan konseling karir.
Di samping itu, himpunan data sangat penting dilakukan dalam rangka mengetahui kebutuhan siswa terhadap kegiatan konseling karir. Konselor diharapkan memiliki data yang lengkap tentang siswa termasuk potensi diri siswa berkenaan dengan kemampuan dasar, bakar, minat dan kecenderungan pribadi serta cita-cita.
Semakin lengkap data yang dimiliki oleh konselor, maka program yang disusun akan semakin dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

2)        Rancangan program masing-masing konselor sekolah
Setelah data tekumpul, maka masing-masing konselor menyusun program sesuai dengan kebutuhan siswa asuh yang menjadi tanggungjawabnya.

3)        Pertemuan bertingkat
Rancangan program yang sudah disusun oleh masing-masing konselor dan sudah berdasarkan data yang dikumpulkan pada studi kebutuhan, selanjutnya dibawa ke forum pertemuan konselor yang bertanggungjawab pada siswa asuh yang setingkat. Pada forum ini rancangan program yang sudah dibuat oleh masing-masing konselor tadi didiskusikan sehingga melahirkan pola yang seragam.

4)        Musyawarah kelompok kerja
Tahapan berikutnya adalah melakukan musyawarah kelompok kerja atau yang disingkat dengan MKK. MKK ini adalah diskusi terakhir sebelum program disahkan. MKK dipimpin oleh koordinator Konselor, dan dihadiri oleh seluruh anggota dan juga kepala sekolah. Kepala sekolah hadir dalam kaitan dengan tugasnya sebagai penanggungjawab program-program yang dilaksanakan di sekolah termasuk program konseling.
Masing-masing konselor menyampaikan ide untuk selanjutnya diambil kesepakatan bersama. Selanjutnya, setelah ada kesepakatan masing-masing konselor tentang rancangan program tersebut, berarti musyawarah siap untuk diakhiri. Tahapan kegiatan selanjutnya adalah pengesahan program. Koodinator konselor menyiapkan laporan kegiatan untuk disampikan kepada kepala sekolah dan sekaligus membawa rancangan program untuk disahkan.

5)        Pengesahan program
Kegiatan MKK yang sudah dilakukan dan menghasilkan rancangan program, selanjutnya dilaporkan oleh koordinator konselor kepada kepala sekolah. Koordinator Konselor menyiapkan laporan kegiatan untuk disampikan kepada kepala sekolah dan sekaligus membawa rancangan program menjadi sebuah program oleh kepala sekolah, menandai terbentuknya program sebagai pedoman pelaksanaan konseling karir di suatu sekolah.

2.5.       Contoh Program Konseling Karir
Untuk memperoleh gambaran yang lebih konkrit tentang program konseling karir, berikut ini disajikan satu contoh program konseling karir, berikut ini disajikan satu contoh program yang meliputi kompetensi dasar, bidang pengembangan, janis layanan, bentuk kegiatan, indikator keberhasilan dan tindak lanjut sebagaimana yang dapat dilihat di bawah ini.

PROGRAM KONSELING KARIR
KELAS X TAHUN PELAJARAN 2009/2010

No
Kopetensi
Dasar
Bidang
Pengembangan
Jenis Layanan
Bentuk Kegiatan
Indikator Keberhasilan
Tindak Lanjut
1
Mencapai kematangan gambar dan sikap tentang pemahaman diri dan pemilihan karir
Karir
-    Orientasi


-   Konseling  Perorangan
-     Memberikan gambaran tentang potensi diri dan hubungannya dengan karir-karir yang ada

-     Melaksanakan konseling sesuai dengan permasalahan siswa
-     Siswa dapat merancang karir yang sesuai dengan dirinya.

-    Siswa dapat mengentaskan permasalahannya
Memantau
2
Mengembangkan penguasaan ilmu dan teknologi sesuai dengan program kurikulum persiapan karir dan melanjutkan ke perguruan tinggi
Karir
Informasi
Berdiskusi dengan siswa masalah persiapan karir dan melanjutkan keperguruan tinggi
-     Siswa dapat memahami informasi perguruan tinggi

-    Siswa dapat memilih jurusan yang sesuai dengan bakat dan minatnya
Siswa memilih jurusan sesuai dengan bakat dan minatnya
4
Mencapai kematangan gambaran sikap tentang kehidupan sosial dan ekonomi
Karir
Bimbingan kelompok
Melaksanakan bimbingan kelompok tugas tentang kehidupan mandiri secara sosial dan ekonomi sesuai dengan karir yang diminati
Bisa belajar mandiri secara efektif dan efisien sesuai dengan arahan karir yang diminati

5
Mengembangkan kemampuan memanfaatkan peranan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas untuk pengembangan persiapan karir
Karir
Penguasaan konten
Identifikasi peranan kehidupan masyarakat yang lebih luas untuk pengembangan persiapan karir yang diinginkan.
Praktek penerapan peranan kehidupan masyarakat yang lebih luas untuk pengembangan persiapan karir yang diinginkan
Siswa dapat mempraktekkan penerapan peranan dalam kehidupan masyarakat















BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Program konseling karir direncanakan berdasarkan kajian/ analisis kebutuhan (need assessment) yang dirasakan oleh individu pada setiap tingkatan pendidikan. Perencanaan program ini dimaksudkan agar kegiatan yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan efektif dan efesien. Berkaitan dengan ini menurut Hatch dan Steffire adalm Ahmad Juntika dan Akur Sudianto (2005 : 28) bahwa proses perencanaan adalah : (a) the presence of a need, (b) an analysis of situasion, (c) a review of alternate possibilities, (d) the choice of a course of action.
Perencanaan program konseling karir yang dibuat secara matang akan memiliki manfaat yaitu : (a) adanya kejelasan arah dari pelaksanaan program konseling karir, (b) adanya kemudahan dalam mengontrol dan mengevaluasi kegiatan yang sudah dilaksanakan dan (c) program yang sudah direncanakan dapat terlaksana secara efektif dan efisien (Ahmad Juntika dan Akur Sudianto, 2005:28).
Program yang sudah direncakan harus dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan nyata. Untuk berjalannya kegiatan tersebut dengan baik, maka sebelum kegiatan dilaksanakan dibutuhkan persiapan yang matang baik dari segi penyiapan satuan layanan/ kegiatan, tenaga pelaksana, sarana penunjang dengan berbagai alat dan perlengkapannya, maupun sasaran dari layanan/ kegiatan yang direncanakan. Disamping itu hal pokok yang menjadi perhatian agar program yang sudah direncakan dapat berjalan dengan baik adalah tenaga, prasarana, sarana dan perlengkapan yang memadai serta waktu pelaksanaan.
Kriteria atau patokan yang dipakai untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan siswa dan pihak-pihak yang terlinat baik langsung maupun tidak langsung berperan membantu siswa memperoleh perubaan perilaku dan pribadi ke arah yang lebih baik
Materi-materi pokok konseling karir di SLTP ini meliputi :
1.        Pengenalan konsep diri berkenaan dengan bakat dan kecenderungan pilihan karir/jabatan serta arah pengembangan karir.
2.        Pengenalan bimbingan karir khususnya berkenaan dengan pilihan pekerjaan.
3.        Orientasi dan informasi jabatan dan usaha untuk memperoleh penghasilan.
4.        Pengenalan berbagai jenis lapangan pekerjaan yang dapat dimasuki tamatan SMP.
5.        Orientasi dan informasi pendidikan menengah sesuai dengan cita­-cita melanjutkan pendidikan dan pengembangan karir.





















DAFTAR PUSTAKA

Hardiani, Irman. 2009. Konseling Karir. Batusangkar. STAIN Batusangkar Press


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anak Malas dan si Raja Kutu

KONSELING KARIR DI SEKOLAH DAN DI MASYARAKAT